Website Judi Online Terbaik

Taiwan Meminta Maaf Kepada Pribumi

www.indomonopoly.com
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, meminta maaf kepada delegasi masyarakat adat yang datang ke Istana Negara dua hari lalu. Permintaan maaf ini ditujukan untuk warga pribumi Taiwan yang sejak empat abad terakhir disingkirkan serta pelan-pelan dijajah oleh pendatang dari daratan China.

Tsai, berasal dari keluarga campuran Tionghoa dan masyarakat adat, menyatakan permintaan maaf penting untuk persatuan Taiwan. "Jika kita ingin sama-sama mengaku sebagai warga negara, kita harus mengakui fakta sejarah, bahwa pernah ada marjinalisasi terhadap masyarakat adat," ujarnya seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (4/8).

Penduduk pribumi Kepulauan Formosa - nama lama sebelum diganti menjadi Taiwan oleh Partai Kuomintang - berasal dari kelompok etnis Austronesia. Secara fisik penampilan mereka mirip orang melayu, cenderung seperti beberapa etnis Dayak Kalimantan. Tercatat ada 16 kelompok adat yang dulunya menguasai tanah di Taiwan, jumlah mereka sekarang cuma 2 persen dari total populasi penduduk 23 juta.

Setelah hadir pendatang etnis Tionghoa dari daratan masyarakat adat itu tersingkir, budaya mereka kini terancam punah. Mereka dipaksa berbahasa Mandarin atau Kanton, padahal sebagian suku sebetulnya punya kesamaan bahasa dengan etnis Jawa atau Melayu di Indonesia. Lalu akibat tanah mereka diambil paksa oleh pemerintah Taiwan, sekarang mayoritas dari warga pribumi itu terjebak kemiskinan struktural, tingkat pendidikan rendah, serta kalaupun bekerja digaji lebih rendah 40 persen dibanding rata-rata UMR.

Sebagian anggota DPR Taiwan mendukung permintaan maaf Tsai. Chen Ying, anggota parlemen yang berdarah campuran dengan masyarakat adat berharap selanjutnya pemerintah menelurkan kebijakan konkret memberdayakan warga pribumi. "Seharusnya dalam waktu dekat pemerintah ikut mendorong disahkannya undang-undang masyarkat adat," kata Ying.

Namun, Aliansi masyarakat Adat Taiwan skeptis pada permintaan maaf sang presiden perempuan itu. Juru bicara Aliansoi, Yunaw Sili, menyatakan seharusnya presiden datang ke kediaman warga adat bukannya mengundang mereka ke kantornya di Ibu Kota Taipei. Selain itu, daripada permintaan maaf, yang dibutuhkan masyarakat adat adalah penuntasan ketimpangan ekonomi.

"Tapi dalam permintaan maafnya Presiden Tsai tidak menyinggung soal pengembalian tanah adat kami. Dia tetap saja meneken perjanjian pembangunan properti dengan pengembang, fakta itu menyakiti kami," kata Sili.
Previous
Next Post »

website judi online